Jumat, 08 Oktober 2010

Garuda Di Dadaku

Nonton Indonesia Vs Uruguay??

Dengan biaya, Rp. 3,5 M, hasilnya mantabs... 1 untuk Indonesia n 7 untuk Uruguay. Okelah hal ini mencerminkan peringkat kita dan uruguay di Peringkat Resmi FIFA, bedanya kalo Uruguay emang urutan 7, kalo Indonesia urutan 131 ( masih ada unsur angka 1-nya kan? ), back to the match, karena saya nonton di salah satu Televisi swasta nasional, pas awal-awalnya saya girang bukan kepalang waktu si Boaz (ni pemain favorit saya ni dr dia mulai muncul di PON) bikin gol ke gawang si Uruguay. Golnya manteb, ciri pemain kelas dunia, ga terburu-buru nendang, n hasilnya gol semata wayang buat negeri tercinta...
Tapi, abis itu dikurung abis-abisan, saya bilang sama ayah saya, "wah nunggu waktu dibantai ni", kata ayah saya "ah, ga dibantai, Indonesia kalah, cuman skor kecil 1-2 aja".. eh, ga berapa lama, si Cavani bikin gol ke gawang Markus, plus gol cantik Suarez, babak pertama si berakhir 1-2 (sesuai prediksi ayah saya). Babak kedua yang dinanti pun mulai, saya nunggu perubahan ni dari Timnas, tapi yang ada malah skor akhir 1-7, n yang paling bikin telinga saya risih ni, si komentator bilang "ya, jangan kita cuman lihat skor saja, kita juga mesti liat posisi kita dan Uruguay di FIFA World Rangking, kalo kita kalah 1-7 dari peringkat 130an sekian nah baru itu masalah" komentar saya, "wah pak, anda ini bodoh atau apa ya?? kan uda jelas gimana perhitungannya, manggil sebuah negara yang jadi semifinalis Piala Dunia 2010, pasti kalah, cuman jangan nyolok nyolok dunk, sukur-sukur bisa imbang, atau beri komentar yang emang mencerminkan kondisi persepakbolaan nasional, karena Tim Nasional adalah muara dari sebuah kompetisi". mungkin lebih cocok solusi Alfred Riedl setelah 3 pemain naturalisasi gagal gabung Timnas,"lebih baik laga ini sebagai uji coba saja, tidak ada pengaruhnya di rangking FIFA buat Indonesia, karena kita ada di urutan 131, beda dengan Uruguay yang mesti berburu poin buat memperbaiki atau mempertahankan peringkat 7 dunianya". Bukan berarti saya g cinta sama Timnas lho, tapi menurut saya, sejak ajang Piala Asia, Timnas kita uda sering dibela dari kritik walopun kalah, inget kan gimana markus dkk. kalah 1-2 dari Korsel?? waktu itu si komentator di televisi swasta bilng kalo Indonesia main bagus, hanya ga beruntung, karena kalah hasil akhir. Komentar saya, "Pak, kalo di sepakbola kan uda jelas tu waktu maennya 2 x 45 menit, skor akhir menjadi penentu, so, mau lu maen bagusnya kaya apa, kerennya kaya apa, kerasnya kaya apa, tapi kalo skor akhirnya 1-2 ya tetep aja kalah namanya"
Menurut saya sekarang pake baju Tim Nasional kurang ada kebanggan n greget ya, jadi pas kalah dari tim lain, pemain kita masih bisa berjalan dengan dagu keatas?? apa ga malu ya jadi sebelas orang yang mewakili berjuta-juta warga Indonesia di lapangan hijau tapi kalah, trus masih bisa mukanya tanpa raut kecewa??
Inget kan:
  1. SEA Games 1987: Bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, timnas sepakbola Indonesia untuk pertama kalinya sukses menjadi juara SEA Games. Adalah Ribut Waidi yang berhasil menyarangkan satu gol ke gawang Malaysia di partai final yang berlangsung seru dan menegangkan.
  2. SEA Games 1991: Untuk kedua kalinya timnas sepakbola Indonesia berhasil meraih medali emas pada ajang bergengsi antar negara Asia Tenggara yang berlangsung di Manila, Filipina. Di babak pamungkas, Indonesia mengalahkan Thailand 4-3 melalui drama adu penalti.
  3. Piala Asia 1996: Untuk pertama kalinya dalam sejarah, timnas sepakbola Indonesia berhasil lolos ke piala Asia.  Di laga perdana yang berlangsung di Uni Emirat Arab, tim “Merah Putih” membuat kejutan dengan menahan imbang 2-2 Kuwait, pemegang juara piala Teluk. Tidak hanya itu, striker Widodo Cahyono Putra sukses menciptakan gol cantik yang dinobatkan sebagai gol terbaik Asia 1996.
  4. Piala Asia 2004: Ajang yang berlangsung di China ini merupakan kali ketiga timnas sepakbola Indonesia tampil di even bergengsi antar negara se-Asia tersebut. Di mana di ajang inilah “Pasukan Garuda” berhasil menorehkan sejarah baru, setelah mencatat kemenangan pertamanya di piala Asia dengan mengalahkan Qatar 2-1. Tim besutan pelatih Ivan Kolev (Bulgaria) sebenarnya berpeluang kembali mencatat sejarah lolos ke babak perempat-final. Sayang pada partai terakhir, Indonesia kalah 3-1 dari Bahrain.
  5. Piala Tiger 2004: Meski gagal meraih juara setelah dikandaskan Singapura di babak final, timnas sepakbola Indonesia sukses melalui babak penyisihan dengan fantastis tanpa kebobolan satu gol pun di ajang ini. Yang paling mengesankan tentunya saat mengalahkan Malaysia di babak semi-final yang berlangsung seru dan dramatis. Indonesia sempat kalah 2-1 pada leg pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, namun Boas Salossa dan kawan-kawan “mengamuk” di kandang Malaysia dan menang 4-1 di hadapan puluhan ribu pendukungnya.. Thx to http://ariez09520087.student.umm.ac.id/2010/02/05/prestasi-timnas-indonesia/ 
Buat saya, nomer punggung pemain jadi representasi seorang warga negara, Hari ini Markus make nomer 1, n walopun digelontor 7 Gol, harus diakui, tanpa seorang malaikat penyelamat berkepala plontos ini dan menjadi Indonesia 1 ini, Indonesia bakal kalah dengan lebih banyak Gol, pun pemain lain, sayangnya pemain lain ga secemerlang Markus, dan Boaz...
So, Kapan Garuda kembali terbang tinggi?? haruskah kita menunggu Youngster favorit saya musim lalu di ISL, Yongki Ariwibowo, jadi punggawa utama Timnas?? Haruskah seorang Christian Gonzales, Alberto Goncalves, or malah Bhio Paulin Piere, jadi pemain naturalisasi Indonesia??

1 komentar:

  1. Team Seamolec sesadhar jangan lupa tugas RPGMAKER n MOODLE dikumpulkan tanggal 5 januari jam 2 siang di sekreet yaaa...sorenya ak kirim via TIKI ojo lali pada bantingan ya...kamsia

    BalasHapus